*Dr. Soelihanto, dr. Pakar Bedah di Batam.*
_*MAKAN NENAS*_: 🍍🍍🍍
----------------
🍍Kalau makan nanas _*bagian tengahnya*_ dibuang tak??.
🍍Mulai sekarang jangan dibuang ya!!!. Bagian tengah nanas ini _*bagus*_. banyak seratnya *anti CANCER USUS*.
🍍Bahagian yang biasa kita makan itu umumnya adalah _*gula*_. Yang tengah itu namanya *"BRoMoLiN"*.
🍍Khasiat *BRoMoLiN* _dirahasiakan_ pihak medik karena Bromolin _*membantu penyerapan*_ semua _*vitamin, mineral*_ dalam tubuh.
🍍Pada _*pesakit kanser*_:
*Bromolin* _*melunakkan dinding2 sel*_ sehingga obat dapat benar2 menyerap ke dalam sel. Terus pemakaian obat2an hanya diperlukan 25% saja dari dos.
_Misalnya:_ _*Antibiotik 100mg*_, kalau makan *Bromolin*_, kita hanya perlu yang dos _*25mg*_.
*Kenapa dirahsiakan?* 🍍🍍
💊Karena *industri obat* dunia _*terancam penjualan nya*_. Bayangkan saja misalnya dalam 1 pil mereka biasa pakai zat tertentu _*100mg*_, lalu sekarang hanya pakai _*25mg*_. Bisa gulung tikar pabrik nya.
Semoga berguna.
🍍🍍Jadi, makan nanas, _*makan juga tengahnya*_ karena disitulah kebaikan utama yang bisa didapatkan dari buah 🍍 nanas.
*BRoMoLiN* itu _*10,000 kali *lebih kuat*_ dari Kemotherapi .
*Kisah Nyata:* 🍍🍍🍍
*Pengalaman teman.*
🍍🍍Ada _*penyumbatan pembuluh darah*_ banyak luar biasa , sudah pasang ring 7. Sekarang dia makan *Bromolin* sama *Vitamin C* dosis tinggi dan penyumbatannya bersih sendiri.
🍍Dulu setiap 6 bulan sekali dia scan selalu ada yang tersumbat. Sekarang _*bersih*_ sama sekali dan jadi lancar, tidak ada yang tersumbat.
_*Semoga bermanfaat!!!*_
Mari kita berbagi info ini pd saudara2, teman-teman kita siapa tahu ada yang sangat memerlukan.🍍🍍🍍
Copas dari telegram @alhimyah
_*MAKAN NENAS*_: 🍍🍍🍍
----------------
🍍Kalau makan nanas _*bagian tengahnya*_ dibuang tak??.
🍍Mulai sekarang jangan dibuang ya!!!. Bagian tengah nanas ini _*bagus*_. banyak seratnya *anti CANCER USUS*.
🍍Bahagian yang biasa kita makan itu umumnya adalah _*gula*_. Yang tengah itu namanya *"BRoMoLiN"*.
🍍Khasiat *BRoMoLiN* _dirahasiakan_ pihak medik karena Bromolin _*membantu penyerapan*_ semua _*vitamin, mineral*_ dalam tubuh.
🍍Pada _*pesakit kanser*_:
*Bromolin* _*melunakkan dinding2 sel*_ sehingga obat dapat benar2 menyerap ke dalam sel. Terus pemakaian obat2an hanya diperlukan 25% saja dari dos.
_Misalnya:_ _*Antibiotik 100mg*_, kalau makan *Bromolin*_, kita hanya perlu yang dos _*25mg*_.
*Kenapa dirahsiakan?* 🍍🍍
💊Karena *industri obat* dunia _*terancam penjualan nya*_. Bayangkan saja misalnya dalam 1 pil mereka biasa pakai zat tertentu _*100mg*_, lalu sekarang hanya pakai _*25mg*_. Bisa gulung tikar pabrik nya.
Semoga berguna.
🍍🍍Jadi, makan nanas, _*makan juga tengahnya*_ karena disitulah kebaikan utama yang bisa didapatkan dari buah 🍍 nanas.
*BRoMoLiN* itu _*10,000 kali *lebih kuat*_ dari Kemotherapi .
*Kisah Nyata:* 🍍🍍🍍
*Pengalaman teman.*
🍍🍍Ada _*penyumbatan pembuluh darah*_ banyak luar biasa , sudah pasang ring 7. Sekarang dia makan *Bromolin* sama *Vitamin C* dosis tinggi dan penyumbatannya bersih sendiri.
🍍Dulu setiap 6 bulan sekali dia scan selalu ada yang tersumbat. Sekarang _*bersih*_ sama sekali dan jadi lancar, tidak ada yang tersumbat.
_*Semoga bermanfaat!!!*_
Mari kita berbagi info ini pd saudara2, teman-teman kita siapa tahu ada yang sangat memerlukan.🍍🍍🍍
Copas dari telegram @alhimyah
Inilah Penjelasan PT KAI, Mengapa Mesin Mobil Sering Mati Di Atas Rel ( Penting ! Wajib Baca !! )
Hati-hati bila menerobos palang pintu kereta Api
Penjelasan kenap mesin mobil sering mati di atas perlintasan sebidang rel KA
Penjelasan teknis :
Dilokomotif ada boggie (roda kereta) dimana komponen utamanya adalah dinamo, di dlm dinamo ada unsur magnit yg cukup besar, jika lokomotif seri CC berarti ada 3 rangkaian boggie (6 buah dinamo besar). Hal ini berdampak pada rel yg terbuat dari baja dapat menghantarkan medan magnet sejauh 1KM dr lokomotif.
Saat kendaraan bermotor melintasi rel KA biasanya menggunakan kecepatan rendah, apabila pengendara tdk memindahkan gigi mesin yg lebih rendah maka putaran mesin dinamo kendaraan bermotor dan koil yg ada dapat seketika mati akibat faktor medan magnit boggie KA yg di hantarkan oleh rel KA. Oleh karena itu petugas JPL selalu menutup pintu perlintasan sebelum KA mendekati perlintasan (berjarak -+ 3 Km). Bila ada pengemudi tetap menerobos/melintasi rel KA yg berjarak kurang dr 1 Km akan mengakibatkan mesin dinamo dan koil mobil yg sdh lemah dpt mati.
Bila hal ini terjadi segera keluar dr mobil anda, krn mesin mobil akan susah utk di stater kembali.
Maka di sarankan jgn melintasi rel KA bila sdh terlihat KA walaupun masih berjarak 1 Km dr perlintasan sebidang demi keselamatan anda, Ingat KA tdk bisa mengerem mendadak krn roda dan rel terbuat dr baja shg tdk ada friksi, rata rata KA akan berhenti sejauh 800 M setelah di rem
(Bagas Senoadji / PPNS Perkeretaapian)
Hati-hati bila menerobos palang pintu kereta Api
Penjelasan kenap mesin mobil sering mati di atas perlintasan sebidang rel KA
Penjelasan teknis :
Dilokomotif ada boggie (roda kereta) dimana komponen utamanya adalah dinamo, di dlm dinamo ada unsur magnit yg cukup besar, jika lokomotif seri CC berarti ada 3 rangkaian boggie (6 buah dinamo besar). Hal ini berdampak pada rel yg terbuat dari baja dapat menghantarkan medan magnet sejauh 1KM dr lokomotif.
Saat kendaraan bermotor melintasi rel KA biasanya menggunakan kecepatan rendah, apabila pengendara tdk memindahkan gigi mesin yg lebih rendah maka putaran mesin dinamo kendaraan bermotor dan koil yg ada dapat seketika mati akibat faktor medan magnit boggie KA yg di hantarkan oleh rel KA. Oleh karena itu petugas JPL selalu menutup pintu perlintasan sebelum KA mendekati perlintasan (berjarak -+ 3 Km). Bila ada pengemudi tetap menerobos/melintasi rel KA yg berjarak kurang dr 1 Km akan mengakibatkan mesin dinamo dan koil mobil yg sdh lemah dpt mati.
Bila hal ini terjadi segera keluar dr mobil anda, krn mesin mobil akan susah utk di stater kembali.
Maka di sarankan jgn melintasi rel KA bila sdh terlihat KA walaupun masih berjarak 1 Km dr perlintasan sebidang demi keselamatan anda, Ingat KA tdk bisa mengerem mendadak krn roda dan rel terbuat dr baja shg tdk ada friksi, rata rata KA akan berhenti sejauh 800 M setelah di rem
(Bagas Senoadji / PPNS Perkeretaapian)
..بِسْــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــمِ
*SURAT AR-RAHMAN*
Didalam Surat Ar-Rahman ada pengulangan satu ayat yg berbunyi sbb :
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
ِ
"Fabiayyi aala 'i rabbi-kumaa tukadzdzibaan"
Artinya :
"Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang 'Kamu Dustakan'?"
⭕Kalimat ini diulang-ulang sebanyak 31x oleh Allahu Subhanahu Wa Ta'ala.
Apa gerangan makna kalimat tersebut ?
⭕Setelah Allah SWT menguraikan beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada kita, lalu Allah SWT bertanya :
"Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang Kamu Dustakan'?"
⭕Menarik untuk diperhatikan bahwa Allah SWT menggunakan kata "DUSTA", bukan kata "INGKAR"
Hal ini menunjukkan bahwa Nikmat yang Allah SWT berikan kepada manusia itu tidak bisa diingkari keberadaannya.
Yang sering dilakukan manusia adalah 'Men-Dustakan' NYA.
⭕Dusta berarti 'Menyembunyikan Kebenaran'.
Manusia sebenarnya tahu bahwa mereka telah 'Diberi Nikmat' oleh Allah SWT, tapi mereka 'menyembunyikan Kebenaran itu, sehingga mereka
MENDUSTAKANNYA!
⭕Bukankah kalau kita mendapat rezeki banyak, kita katakan bahwa itu karena hasil dari 'Kerja Keras' kita???
⭕Kalau kita berhasil meraih gelar Sarjana S1/S2 bahkan S3, itu karena 'Otak Kita' yang cerdas???
⭕Kalau kita sehat, jarang sakit, itu karena 'kepiawaian kita', kita 'Pandai Menjaga' Pola Makan & Rajin ber-Olah Raga, dsb.
⭕Semua nikmat yang kita peroleh seakan-akan hanya karena usaha kita, tanpa sadar,kita telah melupakan Peranan Allah SWT,
» Kita sepelekan kehadiran Allah pada semua keberhasilan yang kita raih.
» kita dustakan bahwa sesungguhnya nikmat itu semuanya datang dari Allah SWT.
"Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang Kamu dustakan?"
✅Kita telah bergelimang kenikmatan :
» Harta,
» Jabatan,
» Pasangan Hidup,
» Anak2 yang telah kita miliki
Ingatlah....
Semua Nikmat itu akan Ditanya pada Hari Kiamat Kelak
⭕"Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan 'Nikmat' yang kamu peroleh saat ini"
(QS At-Takatsur : 8)
✅Sudah siapkah kita menjawab & Mempertanggung Jawabkannya ❓
⭕"Dan jika kamu menghitung Nikmat2 Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.
(QS An-Nahl : 18).
Begitu kata Allah SWT..
✅Tidak patutkah kita bersyukur kepada-NYA?
» Ucapkan Alhamdulillah,
» Berhentilah mengeluh,
» dan Jalani Hidup ini dengan ikhlas sebagai bagian dari
'Rasa Syukur' kita.
بارك الله فيكم.```
CONTOH SOAL UKKS
contoh_soal_ukks.docx | |
File Size: | 49 kb |
File Type: | docx |
contoh_soal_uji_kompetensi_ks_sd.doc | |
File Size: | 117 kb |
File Type: | doc |
KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN PENDIDIKAN HUMANIS
PENDAHULUAN
Guru sebagai pendidik tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja di depan kelas agar peserta didiknya dapat menguasai materi pelajaran kemudian memperoleh nilai yang baik, tetapi ada hal yang lebih penting yaitu proses pendewasaan yang membantu peserta didik menemukan sebuah makna dari suatu materi pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang baik, santun dan berbudi, hal inilah yang merupakan tugas guru sebagai pendidik dalam arti yang luas..
Berbagai macam kasus kekerasan yang merebak dalam kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan kita, mengindikasikan bahwa pendidikan belum mempunyai peran signifikan dalam proses membangun kepribadian bangsa kita yang punya jiwa sosial dan kemanusiaan. Radikalisme agama adalah salah satu problem nasional yang perlu dipecahkan.
Pendidikan kita mengalami proses “dehumanisasi”. Dikatakan demikian karena pendidikan mengalami proses kemunduran dengan terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan yang dikandungnya. Bisa juga dikatakan bahwa pendidikan kita mengalami “kegagalan” apabila kita menengok beberapa kasus beberapa saat yang lalu telah muncul ke permukaan. Kenyataan ini telah menjadi keprihatinan bersama masyarakat kita. Jangan sampai kondisi demikian akan selalu menggelapkan raut muka dan wajah buruk pendidikan kita. Sudah saatnya, reformasi pendidikan perlu untuk segera dan secara sungguh-sungguh diupayakan perbaikan, yaitu gagasan dan langkah untuk menuju pendidikan yang berorientasi kemanusiaan.
Mencetak calon pemimpin bangsa tidak bisa lepas dari peran dan fungsi pendidikan. Siapa saja yang kini telah menjadi orang-orang sukses adalah berkat hasil dari produk pendidikan yang bisa diandalkan. Praktik korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum penguasa adalah cermin dari buram dan minimnya produk pendidikan kita.
Guru sebagai ujung tombak tenaga kependidikan ditengarai belum sepenuhnya menerapkan semua kompetensi yang dimilikinya, terutama kompetensi kepribadian untuk mendidik dalam arti yang sebenarnya.
Pendidikan bukan hanya berupa transfer ilmu (pengetahuan) dari satu orang ke satu (beberapa) orang lain, tapi juga mentrasformasikan nilai-nilai (bukan nilai hitam di atas kertas putih) ke dalam jiwa, kepribadiaan, dan struktur kesadaran manusia itu. Hasil cetak kepribadian manusia adalah hasil dari proses transformasi pengetahuan dan pendidikan yang dilakukan secara humanis. Oleh karena itu perlu satu upaya strategis yaitu dengan membangun paradigma pendidikan yang berwawasan kemanusiaan. Dengan pendidikan yang bermodelkan seperti ini maka diharapkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepribadian yang santun serta akhlak mulia dapat terwujud dengan baik.
KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU
Tugas seorang guru tidak hanya mengajar saja melainkan juga mendidik. Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran agar peserta didiknya dapat menguasai materi pelajaran kemudian memperoleh nilai yang baik, realita yang saat ini terjadi bahwa sebagian besar tujuan dari tugas guru adalah kelulusan para peserta didiknya sebagai suatu harga mati, karena hasil akhir di sini menjadi pertaruhan yang akan membawa prestasi bagi sekolah yang meluluskan dengan hasil sempurna. Mestinya nilai sempurna dari penguasaan materi pelajaran bukanlah satu-satunya tujuan, masih ada hal yang lebih penting yaitu proses pendewasaan yang membantu peserta didik menemukan sebuah makna dari suatu materi pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang baik, santun dan berbudi, hal inilah yang merupakan sesuatu inti dari tugas guru dalam mendidik.
Untuk mewujudkan hasil pendidikan yang diharapkan, guru harus memahami, memiliki dan sekaligus dapat menerapkan kompetensi guru. Ada empat kompetensi guru yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi professional dan kompetensi kepribadian.
Kompetensi kepribadian memberikan gambaran kemampuan guru sebagai seseorang yang bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. Seorang guru harus dapat menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender. Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
Seorang guru harus menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
Jika hal ini disadari betul oleh seorang guru, niscaya ia akan mengajak para peserta didiknya untuk bersikap dan berperilaku jujur, tegas, bertanggung jawab dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan. Guru akan selalu mengkorelasikan setiap mata pelajaran yang disampaikan dengan penanaman kepribadian yang terpuji, peserta didik selalu dianjurkan untuk selalu jujur dan tanggung jawab. Jujur terhadap perolehan nilai dari suatu mata pelajaran, tidak akan menghalalkan berbagai cara untuk memperoleh nilai yang tinggi tanpa disertai rasa tanggung jawab. Peserta didik akan merasa mempunyai konsekwensi dan tanggung jawab belajar lebih tekun untuk dapat mencapai nilai yang baik.
Guru yang baik memiliki perilaku yang mencerminkan ketakwaan, arif dan manusiawi. Guru akan selalu mengajak dan membimbing peserta didiknya untuk selalu manjalankan segala perintah Tuhan dan menjauhi segala laranganNya. Selalu bertindak arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan serta bersikap manusiawi.
Kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru.. Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas.
Seorang Kepala Sekolah mempunyai tujuh peran utama dalam melaksanakan tugas yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) innovator ( pembaharu) ; dan (7) motivator (penyemangat).
PENDIDIKAN YANG HUMANIS
Di saat bangsa kita sedang mengalami devaluasi nilai dan moralitas maka sangat diperlukan upaya kegiatan pendidikan yang memberdayakan semua unsur terkait. Nilai-nilai kemanusiaan perlu dimasukkan ke dalam karakter pendidikan sehingga akan menghasilkan kualitas manusia yang berwawasan dan berorientasi kemanusiaan. Pendidikan yang humanis adalah harapan besar kita.
Pendidikan adalah media kultural untuk membentuk “manusia”. Kaitan antara pendidikan dan manusia sangat erat sekali, tidak bisa dipisahkan. Pendidikan adalah “humanisasi”, yaitu sebagai media dan proses pembimbingan manusia muda menjadi dewasa, menjadi lebih manusiawi (“humanior”). Karena, pendidikan secara murni berupaya membentuk insan akademis yang berwawasan dan berkepribadian kemanusiaan.
Perilaku kekerasan yang merebak, radikalisme agama dalam kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan kita, yang dihinggapi oleh rasa emosi yang mendalam selamanya tidak akan memecahkan persoalan, Hanya dengan keterbukaan dan moderasi maka kita akan bisa melihat realitas secara obyektif. Kondisi yang demikian adalah tugas penting pendidikan. Sejauhmana pendidikan itu mampu membangun kepribadian manusia yang berkarakter terbuka, manusiawi, dan memiliki kesadaran yang tinggi ketika harus menghadapi realitas yang diliputi bertumpuk persoalan pelik. Hanya dengan kedewasaan yang tinggi, manusia terdidik akan mampu menghadapi persoalan yang tengah dihadapinya. Sesulit apapun, segala persoalan akan terselesaikan dengan baik.
Pendidikan yang mengajarkan anti-kekerasan alias yang berwajahkan humanis adalah cita-cita dan harapan kita semua. Kita sangat berharap mudah-mudahan para pengambil kebijakan pendidikan di negeri ini mau dan sudi memikirkan hakikat pendidikan yang diterapkan dalam kurikulum di berbagai sekolah dan perguruan tinggi. Dan harus ada ketegasan dalam membuat suatu jaminan bahwa pendidikan sangat jauh dari jiwa kapitalisasi. Pendidikan adalah wilayah kultural yang tidak bisa dipolitisasi dan dikapitalisasi
Dalam upaya pencapaian kompetensi kepribadian , guru diharapkan mampu menguasai dan menerapkan teori-teori belajar yang ada sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik salah satunya adalah dengan menerapkan pendidikan humanistik yang lebih mengutamakan dan memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk memilih dan mengembangkan sendiri materi yang telah diperolehnya di sekolah tanpa ada tekanan dari lingkungan.
Guru harus dapat memainkan perannya sebagai pembimbing dan pengarah serta mampu memainkan peran sebagai pembawa nilai, pendudkung nilai dan pembela nilai-nilai humanisme serta sekaligus guru mampu berperan sebagai sumber klarifikasi nilai.
Pendidikan yang humanis akankah hanya menjadi ilusi atau justru kenyataan bagi kehidupan kita? Mudah-mudahan yang terbaiklah yang akan kita rasakan nanti di kemudian hari. Tentunya dengan kesungguhan dari guru untuk dapat menerapkan semua kompetensinya, sehingga diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
Seorang pendidik yang efektif, tidak hanya efektif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas saja (transfer of knowledge), tetapi lebih-lebih dalam relasi pribadinya dan “modeling”nya (transfer of attitude and values), baik kepada peserta didik maupun kepada seluruh anggota komunitas sekolah. Pendidikan yang humanis menekankan bahwa pendidikan pertama-tama dan yang utama adalah bagaimana menjalin komunikasi dan relasi personal antara pribadi-pribadi dan antar pribadi dan kelompok di dalam komunitas sekolah. Relasi ini berkembang dengan pesat dan menghasilkan buah-buah pendidikan jika dilandasi oleh cintakasih antar mereka. Pribadi-pribadi hanya berkembang secara optimal dan relatif tanpa hambatan jika berada dalam suasana yang penuh cinta (unconditional love), hati yang penuh pengertian (understanding heart) serta relasi pribadi yang efektif (personal relationship). Dalam mendidik seseorang kita hendaknya mampu menerima diri sebagaimana adanya dan kemudian mengungkapkannya secara jujur (modeling). Mendidik tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, melatih keterampilan verbal kepada para peserta didik, namun merupakan bantuan agar peserta didik dapat menumbuhkembangkan dirinya secara optimal.
Mendidik yang efektif pada dasarnya merupakan kemampun seseorang menghadirkan diri sedemikian sehingga pendidik memiliki relasi bermakna pendidikan dengan para peserta didik sehingga mereka mampu menumbuhkembangkan dirinya menjadi pribadi dewasa dan matang. Pendidikan yang efektif adalah yang berpusat pada siswa atau pendidikan BAGI siswa. Dasar pendidikannya adalah apa yang menjadi “dunia”, minat, dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik. Pendidik membantu peserta didik untuk menemukan, mengembangkan dan mencoba mempraktikkan kemampuan-kemampuan yang mereka miliki (the learners-centered teaching). Ciri utama pendidikan yang berpusat pada siswa adalah bahwa pendidik menghormati, menghargai dan menerima siswa sebagaimana adanya. Komunikasi dan relasi yang efektif sangat diperlukan dalam model pendidikan yang berpusat pada siswa, sebab hanya dalam suasana relasi dan komunikasi yang efektif, peserta didik akan dapat mengeksplorasi dirinya, mengembangkan dirinya dan kemudian mem- “fungsi” -kan dirinya di dalam masyarakat secara optimal. optimal.
Tujuan sejati dari pendidikan seharusnya adalah pertumbuhan dan perkembangan diri peserta didik secara utuh sehingga mereka menjadi pribadi dewasa yang matang dan mapan, mampu menghadapi berbagai masalah dan konflik dalam kehidupan sehari-hari. Agar tujuan ini dapat tercapai maka diperlukan sistem pembelajaran dan pendidikan yang humanis serta mengembangkan cara berpikir aktif-positif dan keterampilan yang memadai (income generating skills). Pendidikan dan pembelajaran yang bersifat aktif-positif dan berdasarkan pada minat dan kebutuhan siswa sangat penting untuk memperoleh kemajuan baik dalam bidang intelektual, emosi/perasaan (EQ), afeksi maupun keterampilan yang berguna untuk hidup praktis. Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah memanusiakan manusia muda (N. Driyarkara). Pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang lebih bermanusiawi (semakin “penuh” sebagai manusia), berguna dan berpengaruh di dalam masyarakatnya, yang bertanggungjawab dan bersifat proaktif dan kooperatif. Masyarakat membutuhkan pribadi-pribadi yang handal dalam bidang akademis, keterampilan atau keahlian dan sekaligus memiliki watak atau keutamaan yang luhur. Singkatnya pribadi yang cerdas, berkeahlian, namun tetap humanis.
KESIMPULAN
Tugas seorang guru di masa depan amatlah berat, karena guru dituntut tidak sekedar mencerdaskan bangsa tetapi lebih dari itu, guru harus memahami, memiliki dan menerapkan seluruh kompetensi guru, terutama kompetensi kepribadian. Sebagai pendidik, guru diharapkan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang memiliki kepribadian yang terpuji dengan cara membimbing peserta didik untuk selalu bersikap dan berperilaku jujur, tegas, bertanggung jawab, bertindak arif bijaksana dalam mengambil keputusan serta bersikap manusiawi
Namun demikian, selalu diupayakan kegiatan pendidikan agar memberdayakan semua unsur terkait, termasuk peran Kepala Sekolah sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator. Nilai-nilai kemanusiaan perlu dimasukkan ke dalam karakter pendidikan sehingga akan menghasilkan kualitas manusia yang berwawasan dan berorientasi kemanusiaan. Pendidikan yang humanis adalah harapan besar kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Guru sebagai pendidik tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja di depan kelas agar peserta didiknya dapat menguasai materi pelajaran kemudian memperoleh nilai yang baik, tetapi ada hal yang lebih penting yaitu proses pendewasaan yang membantu peserta didik menemukan sebuah makna dari suatu materi pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang baik, santun dan berbudi, hal inilah yang merupakan tugas guru sebagai pendidik dalam arti yang luas..
Berbagai macam kasus kekerasan yang merebak dalam kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan kita, mengindikasikan bahwa pendidikan belum mempunyai peran signifikan dalam proses membangun kepribadian bangsa kita yang punya jiwa sosial dan kemanusiaan. Radikalisme agama adalah salah satu problem nasional yang perlu dipecahkan.
Pendidikan kita mengalami proses “dehumanisasi”. Dikatakan demikian karena pendidikan mengalami proses kemunduran dengan terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan yang dikandungnya. Bisa juga dikatakan bahwa pendidikan kita mengalami “kegagalan” apabila kita menengok beberapa kasus beberapa saat yang lalu telah muncul ke permukaan. Kenyataan ini telah menjadi keprihatinan bersama masyarakat kita. Jangan sampai kondisi demikian akan selalu menggelapkan raut muka dan wajah buruk pendidikan kita. Sudah saatnya, reformasi pendidikan perlu untuk segera dan secara sungguh-sungguh diupayakan perbaikan, yaitu gagasan dan langkah untuk menuju pendidikan yang berorientasi kemanusiaan.
Mencetak calon pemimpin bangsa tidak bisa lepas dari peran dan fungsi pendidikan. Siapa saja yang kini telah menjadi orang-orang sukses adalah berkat hasil dari produk pendidikan yang bisa diandalkan. Praktik korupsi yang dilakukan oleh beberapa oknum penguasa adalah cermin dari buram dan minimnya produk pendidikan kita.
Guru sebagai ujung tombak tenaga kependidikan ditengarai belum sepenuhnya menerapkan semua kompetensi yang dimilikinya, terutama kompetensi kepribadian untuk mendidik dalam arti yang sebenarnya.
Pendidikan bukan hanya berupa transfer ilmu (pengetahuan) dari satu orang ke satu (beberapa) orang lain, tapi juga mentrasformasikan nilai-nilai (bukan nilai hitam di atas kertas putih) ke dalam jiwa, kepribadiaan, dan struktur kesadaran manusia itu. Hasil cetak kepribadian manusia adalah hasil dari proses transformasi pengetahuan dan pendidikan yang dilakukan secara humanis. Oleh karena itu perlu satu upaya strategis yaitu dengan membangun paradigma pendidikan yang berwawasan kemanusiaan. Dengan pendidikan yang bermodelkan seperti ini maka diharapkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepribadian yang santun serta akhlak mulia dapat terwujud dengan baik.
KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU
Tugas seorang guru tidak hanya mengajar saja melainkan juga mendidik. Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran agar peserta didiknya dapat menguasai materi pelajaran kemudian memperoleh nilai yang baik, realita yang saat ini terjadi bahwa sebagian besar tujuan dari tugas guru adalah kelulusan para peserta didiknya sebagai suatu harga mati, karena hasil akhir di sini menjadi pertaruhan yang akan membawa prestasi bagi sekolah yang meluluskan dengan hasil sempurna. Mestinya nilai sempurna dari penguasaan materi pelajaran bukanlah satu-satunya tujuan, masih ada hal yang lebih penting yaitu proses pendewasaan yang membantu peserta didik menemukan sebuah makna dari suatu materi pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang baik, santun dan berbudi, hal inilah yang merupakan sesuatu inti dari tugas guru dalam mendidik.
Untuk mewujudkan hasil pendidikan yang diharapkan, guru harus memahami, memiliki dan sekaligus dapat menerapkan kompetensi guru. Ada empat kompetensi guru yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi professional dan kompetensi kepribadian.
Kompetensi kepribadian memberikan gambaran kemampuan guru sebagai seseorang yang bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia. Seorang guru harus dapat menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender. Bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.
Seorang guru harus menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. Berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi. Berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
Jika hal ini disadari betul oleh seorang guru, niscaya ia akan mengajak para peserta didiknya untuk bersikap dan berperilaku jujur, tegas, bertanggung jawab dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan. Guru akan selalu mengkorelasikan setiap mata pelajaran yang disampaikan dengan penanaman kepribadian yang terpuji, peserta didik selalu dianjurkan untuk selalu jujur dan tanggung jawab. Jujur terhadap perolehan nilai dari suatu mata pelajaran, tidak akan menghalalkan berbagai cara untuk memperoleh nilai yang tinggi tanpa disertai rasa tanggung jawab. Peserta didik akan merasa mempunyai konsekwensi dan tanggung jawab belajar lebih tekun untuk dapat mencapai nilai yang baik.
Guru yang baik memiliki perilaku yang mencerminkan ketakwaan, arif dan manusiawi. Guru akan selalu mengajak dan membimbing peserta didiknya untuk selalu manjalankan segala perintah Tuhan dan menjauhi segala laranganNya. Selalu bertindak arif dan bijaksana dalam mengambil keputusan serta bersikap manusiawi.
Kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional guru.. Perlu digarisbawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi sebagaimana telah dipaparkan di atas.
Seorang Kepala Sekolah mempunyai tujuh peran utama dalam melaksanakan tugas yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) innovator ( pembaharu) ; dan (7) motivator (penyemangat).
PENDIDIKAN YANG HUMANIS
Di saat bangsa kita sedang mengalami devaluasi nilai dan moralitas maka sangat diperlukan upaya kegiatan pendidikan yang memberdayakan semua unsur terkait. Nilai-nilai kemanusiaan perlu dimasukkan ke dalam karakter pendidikan sehingga akan menghasilkan kualitas manusia yang berwawasan dan berorientasi kemanusiaan. Pendidikan yang humanis adalah harapan besar kita.
Pendidikan adalah media kultural untuk membentuk “manusia”. Kaitan antara pendidikan dan manusia sangat erat sekali, tidak bisa dipisahkan. Pendidikan adalah “humanisasi”, yaitu sebagai media dan proses pembimbingan manusia muda menjadi dewasa, menjadi lebih manusiawi (“humanior”). Karena, pendidikan secara murni berupaya membentuk insan akademis yang berwawasan dan berkepribadian kemanusiaan.
Perilaku kekerasan yang merebak, radikalisme agama dalam kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan kita, yang dihinggapi oleh rasa emosi yang mendalam selamanya tidak akan memecahkan persoalan, Hanya dengan keterbukaan dan moderasi maka kita akan bisa melihat realitas secara obyektif. Kondisi yang demikian adalah tugas penting pendidikan. Sejauhmana pendidikan itu mampu membangun kepribadian manusia yang berkarakter terbuka, manusiawi, dan memiliki kesadaran yang tinggi ketika harus menghadapi realitas yang diliputi bertumpuk persoalan pelik. Hanya dengan kedewasaan yang tinggi, manusia terdidik akan mampu menghadapi persoalan yang tengah dihadapinya. Sesulit apapun, segala persoalan akan terselesaikan dengan baik.
Pendidikan yang mengajarkan anti-kekerasan alias yang berwajahkan humanis adalah cita-cita dan harapan kita semua. Kita sangat berharap mudah-mudahan para pengambil kebijakan pendidikan di negeri ini mau dan sudi memikirkan hakikat pendidikan yang diterapkan dalam kurikulum di berbagai sekolah dan perguruan tinggi. Dan harus ada ketegasan dalam membuat suatu jaminan bahwa pendidikan sangat jauh dari jiwa kapitalisasi. Pendidikan adalah wilayah kultural yang tidak bisa dipolitisasi dan dikapitalisasi
Dalam upaya pencapaian kompetensi kepribadian , guru diharapkan mampu menguasai dan menerapkan teori-teori belajar yang ada sesuai dengan kondisi dan situasi peserta didik salah satunya adalah dengan menerapkan pendidikan humanistik yang lebih mengutamakan dan memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk memilih dan mengembangkan sendiri materi yang telah diperolehnya di sekolah tanpa ada tekanan dari lingkungan.
Guru harus dapat memainkan perannya sebagai pembimbing dan pengarah serta mampu memainkan peran sebagai pembawa nilai, pendudkung nilai dan pembela nilai-nilai humanisme serta sekaligus guru mampu berperan sebagai sumber klarifikasi nilai.
Pendidikan yang humanis akankah hanya menjadi ilusi atau justru kenyataan bagi kehidupan kita? Mudah-mudahan yang terbaiklah yang akan kita rasakan nanti di kemudian hari. Tentunya dengan kesungguhan dari guru untuk dapat menerapkan semua kompetensinya, sehingga diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya.
Seorang pendidik yang efektif, tidak hanya efektif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas saja (transfer of knowledge), tetapi lebih-lebih dalam relasi pribadinya dan “modeling”nya (transfer of attitude and values), baik kepada peserta didik maupun kepada seluruh anggota komunitas sekolah. Pendidikan yang humanis menekankan bahwa pendidikan pertama-tama dan yang utama adalah bagaimana menjalin komunikasi dan relasi personal antara pribadi-pribadi dan antar pribadi dan kelompok di dalam komunitas sekolah. Relasi ini berkembang dengan pesat dan menghasilkan buah-buah pendidikan jika dilandasi oleh cintakasih antar mereka. Pribadi-pribadi hanya berkembang secara optimal dan relatif tanpa hambatan jika berada dalam suasana yang penuh cinta (unconditional love), hati yang penuh pengertian (understanding heart) serta relasi pribadi yang efektif (personal relationship). Dalam mendidik seseorang kita hendaknya mampu menerima diri sebagaimana adanya dan kemudian mengungkapkannya secara jujur (modeling). Mendidik tidak sekedar mentransfer ilmu pengetahuan, melatih keterampilan verbal kepada para peserta didik, namun merupakan bantuan agar peserta didik dapat menumbuhkembangkan dirinya secara optimal.
Mendidik yang efektif pada dasarnya merupakan kemampun seseorang menghadirkan diri sedemikian sehingga pendidik memiliki relasi bermakna pendidikan dengan para peserta didik sehingga mereka mampu menumbuhkembangkan dirinya menjadi pribadi dewasa dan matang. Pendidikan yang efektif adalah yang berpusat pada siswa atau pendidikan BAGI siswa. Dasar pendidikannya adalah apa yang menjadi “dunia”, minat, dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik. Pendidik membantu peserta didik untuk menemukan, mengembangkan dan mencoba mempraktikkan kemampuan-kemampuan yang mereka miliki (the learners-centered teaching). Ciri utama pendidikan yang berpusat pada siswa adalah bahwa pendidik menghormati, menghargai dan menerima siswa sebagaimana adanya. Komunikasi dan relasi yang efektif sangat diperlukan dalam model pendidikan yang berpusat pada siswa, sebab hanya dalam suasana relasi dan komunikasi yang efektif, peserta didik akan dapat mengeksplorasi dirinya, mengembangkan dirinya dan kemudian mem- “fungsi” -kan dirinya di dalam masyarakat secara optimal. optimal.
Tujuan sejati dari pendidikan seharusnya adalah pertumbuhan dan perkembangan diri peserta didik secara utuh sehingga mereka menjadi pribadi dewasa yang matang dan mapan, mampu menghadapi berbagai masalah dan konflik dalam kehidupan sehari-hari. Agar tujuan ini dapat tercapai maka diperlukan sistem pembelajaran dan pendidikan yang humanis serta mengembangkan cara berpikir aktif-positif dan keterampilan yang memadai (income generating skills). Pendidikan dan pembelajaran yang bersifat aktif-positif dan berdasarkan pada minat dan kebutuhan siswa sangat penting untuk memperoleh kemajuan baik dalam bidang intelektual, emosi/perasaan (EQ), afeksi maupun keterampilan yang berguna untuk hidup praktis. Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah memanusiakan manusia muda (N. Driyarkara). Pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi yang lebih bermanusiawi (semakin “penuh” sebagai manusia), berguna dan berpengaruh di dalam masyarakatnya, yang bertanggungjawab dan bersifat proaktif dan kooperatif. Masyarakat membutuhkan pribadi-pribadi yang handal dalam bidang akademis, keterampilan atau keahlian dan sekaligus memiliki watak atau keutamaan yang luhur. Singkatnya pribadi yang cerdas, berkeahlian, namun tetap humanis.
KESIMPULAN
Tugas seorang guru di masa depan amatlah berat, karena guru dituntut tidak sekedar mencerdaskan bangsa tetapi lebih dari itu, guru harus memahami, memiliki dan menerapkan seluruh kompetensi guru, terutama kompetensi kepribadian. Sebagai pendidik, guru diharapkan dapat mencetak generasi penerus bangsa yang memiliki kepribadian yang terpuji dengan cara membimbing peserta didik untuk selalu bersikap dan berperilaku jujur, tegas, bertanggung jawab, bertindak arif bijaksana dalam mengambil keputusan serta bersikap manusiawi
Namun demikian, selalu diupayakan kegiatan pendidikan agar memberdayakan semua unsur terkait, termasuk peran Kepala Sekolah sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator. Nilai-nilai kemanusiaan perlu dimasukkan ke dalam karakter pendidikan sehingga akan menghasilkan kualitas manusia yang berwawasan dan berorientasi kemanusiaan. Pendidikan yang humanis adalah harapan besar kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
- Anonim, Majalah Derap Guru 111 / Th.IX / April 2009
- Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK & SLB, Jakarta : BP. Cipta Karya
- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16, 2007. Standar kualifikasi dan Kompetensi Guru, Depdiknas, Jakarta
- Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan : Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.
CONTOH PENILAIAN REALISASI SKP DAN DP3 BARU
Bagi Bapak/ Ibu Kepala Sekolah yang sedang melaksanakan penilaian Realisasi SKP dan DP3 baru bisa download file zip yang isinya: Petunjuk Pengisian Realisasi SKP beserta rumus-rumusnya, Contoh Realisasi SKP yang sudah jadi, Petunjuk pengisian DP3 yang baru dan contoh DP3 yang sudah terisi. Semoga ini dapat membantu Bapak/Ibu Kepala Sekolah dalam melaksanakan kegiatan penilaian di akhir tahun terhadap guru-gurunya.
contoh_skp_dan_dp3_baru.zip | |
File Size: | 3016 kb |
File Type: | zip |
INTERNETAN DAPAT UANG...?
Kerja sampingan, internetan dapat uang. Lumayan, anda akan dibayar setiap kliknya. Jadi semakin sering anda klik semakin banyak dolar yang masuk ke rekening anda. Silahkan gabung di http://www.clixsense.com
CONTOH PENGOLAHAN NILAI UAS DAN NILAI BAHASA JAWA
Bagi bapak ibu guru atau Kepala Sekolah link di bawah ini mungkin bisa membantu dalam memproses nilai UAS dan Bahasa Jawa, meskipun bukan Aplikasi namun semoga saja membantu memudahkan Bapa/Ibu dalam memproses nilai. Silahkan download dan bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan dan aturan yang berlaku. Semoga bermanfaat......!
daf._nilai_b.jawa_sikap_dan_spiritual_kls_4.xlsx | |
File Size: | 28 kb |
File Type: | xlsx |
daf._nilai_b.jawa_keterampilan_kls_4_a.xlsx | |
File Size: | 36 kb |
File Type: | xlsx |
daf._nilai_b._jawa_pengetahuan_kls_4.xlsx | |
File Size: | 42 kb |
File Type: | xlsx |
03.olah_nilai_uas_4.1.xlsx | |
File Size: | 133 kb |
File Type: | xlsx |
CONTOH RAPOR KURIKULUM 2013
rapor_kelas_4_edit.docx | |
File Size: | 59 kb |
File Type: | docx |
rapor_kelas_4_deskripsi.docx | |
File Size: | 60 kb |
File Type: | docx |
TEKNIS PENILAIAN KURIKULUM 2013
Teknik Penilaian di SD
Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan .
1. Sikap
a. Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual) antara lain:
1. Ketaatan beribadah
2. Berperilaku syukur
3. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
4. Toleransi dalam beribadah
b. Contoh muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain:
1 Jujur
2 Disiplin
3 Tanggung jawab
4 Santun
5 Peduli
6 Percaya diri
7 Bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll..
Penilaian apek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.
a. Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran
b. Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c. Penilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
d. JurnalCatatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.
2. Pengetahuan
Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Tes tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.
c. Penugasan Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
3. Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut a. Kinerja atau Performance
adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.
Contoh penilaian tes performance atau kinerja akan diberikan pada bab Implementasi pada bab selanjutnya.
b. Projek
Penilaian Projek merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Projek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan informasi. Penilaian projek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan ketrampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik . misalnya membuat laporan pemanfaatan energy di dalam kehidupan, membuat laporan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.
c. Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan Portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil belajar peserta didik.
Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.Misalnya kompetensi pada tema “selalu berhemat energy”.Contoh kompetensi membuat laporan hasil percobaan. Kemampuan membuat laporan hasil percobaan tentu tidak seketika dikuasai peserta didik, tetapi membutuhkan proses panjang, dimulai dari penulisan draf, perbaikan draf, sampai laporan akhir yang siap disajikan. Selama proses ini diperlukan bimbingan guru melalui catatan- catatan tentang karya peserta didik sebagai masukan perbaikan lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak draf sampai laporan akhir berserta catatan catatan sebagai masukan guru inilah, yang menjadi potofolio.
Di samping memuat karya-karya anak beserta catatan guru, terkait kompetensi membuat laporan hasil percobaan tersebut di atas, portofolio juga bisa memuat catatan hasil penilaian diri dan teman sejawat tentang kompetensi yang sama serta sikap dan perilaku sehari hari peserta didik yang bersangkutan.
Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu menentuan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio Sebagai berikut:
1) masing-masing peserta didik memiliki porto folio sendiri yang di dalamnya memuat hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
2) menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulan/disimpan.
Untuk aplikasi nilai bisa di download link download di bawah ini...!
Penilaian di SD dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan .
1. Sikap
a. Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual) antara lain:
1. Ketaatan beribadah
2. Berperilaku syukur
3. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
4. Toleransi dalam beribadah
b. Contoh muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain:
1 Jujur
2 Disiplin
3 Tanggung jawab
4 Santun
5 Peduli
6 Percaya diri
7 Bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan, dll..
Penilaian apek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.
a. Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran
b. Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c. Penilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
d. JurnalCatatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.
2. Pengetahuan
Aspek Pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Tes tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, Benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan guru secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun faragraf yang diucapkan.
c. Penugasan Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
3. Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut a. Kinerja atau Performance
adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat musik, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari.
Contoh penilaian tes performance atau kinerja akan diberikan pada bab Implementasi pada bab selanjutnya.
b. Projek
Penilaian Projek merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Projek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan informasi. Penilaian projek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan ketrampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik . misalnya membuat laporan pemanfaatan energy di dalam kehidupan, membuat laporan hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.
c. Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan Portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil belajar peserta didik.
Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.Misalnya kompetensi pada tema “selalu berhemat energy”.Contoh kompetensi membuat laporan hasil percobaan. Kemampuan membuat laporan hasil percobaan tentu tidak seketika dikuasai peserta didik, tetapi membutuhkan proses panjang, dimulai dari penulisan draf, perbaikan draf, sampai laporan akhir yang siap disajikan. Selama proses ini diperlukan bimbingan guru melalui catatan- catatan tentang karya peserta didik sebagai masukan perbaikan lebih lanjut. Kumpulan karya anak sejak draf sampai laporan akhir berserta catatan catatan sebagai masukan guru inilah, yang menjadi potofolio.
Di samping memuat karya-karya anak beserta catatan guru, terkait kompetensi membuat laporan hasil percobaan tersebut di atas, portofolio juga bisa memuat catatan hasil penilaian diri dan teman sejawat tentang kompetensi yang sama serta sikap dan perilaku sehari hari peserta didik yang bersangkutan.
Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru beserta peserta didik perlu menentuan hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan portofolio Sebagai berikut:
1) masing-masing peserta didik memiliki porto folio sendiri yang di dalamnya memuat hasil belajar siswa setiap muatan pelajaran atau setiap kompetensi.
2) menentukan hasil kerja apa yang perlu dikumpulan/disimpan.
Untuk aplikasi nilai bisa di download link download di bawah ini...!
apl-rapor-k-13-sd-revisi-bg-4-1-v-06-06.xlsx | |
File Size: | 9624 kb |
File Type: | xlsx |
Perkembangan pendidikan di Indonesia menuju Pendidikan Global
Pendidikan di Indonesia berkembang sejalan dengan pola umum pendidikan rakyat, atau masyarakat umum. Di zaman kerajaan-kerajaan, hanya ada pendidikan formal di lingkungan keraton, bagi para bangswan. Namun, istilah formal disini tentu saja perlu di pahami secara kontekstual, karena belum ada sekolah dengan kurikulum ketat dan terukur. Layaknya setiap keraton, anak-anak dalam lingkungan keraton ini memperoleh pendidikan tidak hanya dari orang tua, melainkan dari pendidikan khusus seperti empu atau pujangga. Materi yang diberikan sudah jelas meliputi sastra, tata krama dan soal-soal kepemimpinan.
Pendidikan formal dalam arti sekolah dengan kurikulum modern baru muncul di Indonesia pada awal abad ke-20 ( pada masa penjajahan Belanda ). Sekolah rakyat di Indonesia ini di adakan untuk memenuhi tenaga kerja yang dibutuhkan baik di bidang administrasi pemerintah, maupu teknik dan kejuruan, mula-mula terbatas sampai tingkat rendah dan baru pada dasawarsa kedua abad ke-20 telah dibuka sekolah menengah.( Sartono Kartodirdjo, sejarah Pergerakan Nasional jilid 2,1993: 74)
Perkembangan pendidikan pada mulanya hanya para bangsawan dan orang-orang kaya yang mampu menyekolahkan anak-anak mereka. Dengan demikian terdapat stratifikasi sosial yang diakibatkan oleh pendidikan, yakni kaum terdidik yang notebene kaum ningrat, orang-orang kaya dan rakyat jelata yang tidak terdidik. Sertifikasi sosial yang dihasilkan ini lebih rumit karena sekolah-sekolah awal yang ada pada waktu itu mempunyai taraf yang berbeda secara sosiologis, ada sekolah eropa yang sepenuhnya memakai model sekolah negeri Belanda, ada sekolah pribumi dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar untuk para bangsawanan dan orang kaya, sekolah pribumi yang memakai bahasa daerah untuk umum, dan ada sekolah yang hanya memakai sistem pribumi. Tentu saja lulusan berbagai macam sekolah yang berbeda ini menempati jenis-jenis pekerjaan yang secara sosiologis mempunyai strata yang berbeda-beda (Sartono Kartodirdjo,1993:76). Karena semakin banyaknya peminat pendidikan, maka mulai muncul sekolah-sekolah swasta seperti Zending, Misi, Muhamadiyah, Taman Siswa, dsb.
Pendidikan di zaman kolonial mengembangkan sekolah-sekolah kejuruan seperti sekolah guru (kweekschool), sekolah untuk calon pangreh praja pribumi (OSVIA), sekolah Dokter Jawa yang kemudian berkembang mejadi STOVIA. Sejajar dengan lembaga kedinasan dalam berbagai bidang pemerintahan kolonial yang memerlukan tenaga spesialis dibukalah berbagai sekolah kejuruan seperti sekolah teknik, sekolah pertanian, sekolah peternakan, sekolah kehutanan, sekolah dagang, sekolah hukum. Semua ini menjadi cikal bakal universitas di Indonesia.
Kekhawatiran terhadap pendidikan di era global ini nampaknya bukan hal yang asing di Indonesia, atau dimanapun. Melalui perundangan maupun proyek-proyek kementrian pendidikan, pemerintah terus menerus memperlihatkan kecenderungannya secara perlahan tapi pasti melepaskan pendidikan ke tangan masyarakat.
Di satu pihak kecenderungan itu bisa diliahat sebagai pendewasaan sekolah, otonomisasi dan demokratisasi atau pemberian wewenang pada otoritas pendidikan untuk menentukan dirinya sendiri, serta memacu sekolah mengejar keunggulan dan profesionalisme dengan memperjuangkan prestasi, dalam kompetisinya dengan lebaga-lembaga dunia. Akan tetapi di lain pihak, lepas dari kebijakan pemerintah pusat, perkembangan itu memperlihatkan bahwa sekolah akan semakin di kuasai oleh kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang di dominasi oleh entrepreuner.
Sekarang ini merupakan zaman globalisasi, yang ditandai dengan terjadinya pasar bebas yang penuh dengan persaingan. Dunia pendidikanpun tidak lepas dari hal itu. Banyak pihak yang mencoba memenangkan pasar bebas dengan menekan pada anak didiknya dalam persaingan pasar dunia. Mereka berpacu memenuhi persyaratan global dengan tidak memperhatikan kebutuhan dan potensi lokal.
enkin asr
Pendidikan di Indonesia berkembang sejalan dengan pola umum pendidikan rakyat, atau masyarakat umum. Di zaman kerajaan-kerajaan, hanya ada pendidikan formal di lingkungan keraton, bagi para bangswan. Namun, istilah formal disini tentu saja perlu di pahami secara kontekstual, karena belum ada sekolah dengan kurikulum ketat dan terukur. Layaknya setiap keraton, anak-anak dalam lingkungan keraton ini memperoleh pendidikan tidak hanya dari orang tua, melainkan dari pendidikan khusus seperti empu atau pujangga. Materi yang diberikan sudah jelas meliputi sastra, tata krama dan soal-soal kepemimpinan.
Pendidikan formal dalam arti sekolah dengan kurikulum modern baru muncul di Indonesia pada awal abad ke-20 ( pada masa penjajahan Belanda ). Sekolah rakyat di Indonesia ini di adakan untuk memenuhi tenaga kerja yang dibutuhkan baik di bidang administrasi pemerintah, maupu teknik dan kejuruan, mula-mula terbatas sampai tingkat rendah dan baru pada dasawarsa kedua abad ke-20 telah dibuka sekolah menengah.( Sartono Kartodirdjo, sejarah Pergerakan Nasional jilid 2,1993: 74)
Perkembangan pendidikan pada mulanya hanya para bangsawan dan orang-orang kaya yang mampu menyekolahkan anak-anak mereka. Dengan demikian terdapat stratifikasi sosial yang diakibatkan oleh pendidikan, yakni kaum terdidik yang notebene kaum ningrat, orang-orang kaya dan rakyat jelata yang tidak terdidik. Sertifikasi sosial yang dihasilkan ini lebih rumit karena sekolah-sekolah awal yang ada pada waktu itu mempunyai taraf yang berbeda secara sosiologis, ada sekolah eropa yang sepenuhnya memakai model sekolah negeri Belanda, ada sekolah pribumi dengan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar untuk para bangsawanan dan orang kaya, sekolah pribumi yang memakai bahasa daerah untuk umum, dan ada sekolah yang hanya memakai sistem pribumi. Tentu saja lulusan berbagai macam sekolah yang berbeda ini menempati jenis-jenis pekerjaan yang secara sosiologis mempunyai strata yang berbeda-beda (Sartono Kartodirdjo,1993:76). Karena semakin banyaknya peminat pendidikan, maka mulai muncul sekolah-sekolah swasta seperti Zending, Misi, Muhamadiyah, Taman Siswa, dsb.
Pendidikan di zaman kolonial mengembangkan sekolah-sekolah kejuruan seperti sekolah guru (kweekschool), sekolah untuk calon pangreh praja pribumi (OSVIA), sekolah Dokter Jawa yang kemudian berkembang mejadi STOVIA. Sejajar dengan lembaga kedinasan dalam berbagai bidang pemerintahan kolonial yang memerlukan tenaga spesialis dibukalah berbagai sekolah kejuruan seperti sekolah teknik, sekolah pertanian, sekolah peternakan, sekolah kehutanan, sekolah dagang, sekolah hukum. Semua ini menjadi cikal bakal universitas di Indonesia.
Kekhawatiran terhadap pendidikan di era global ini nampaknya bukan hal yang asing di Indonesia, atau dimanapun. Melalui perundangan maupun proyek-proyek kementrian pendidikan, pemerintah terus menerus memperlihatkan kecenderungannya secara perlahan tapi pasti melepaskan pendidikan ke tangan masyarakat.
Di satu pihak kecenderungan itu bisa diliahat sebagai pendewasaan sekolah, otonomisasi dan demokratisasi atau pemberian wewenang pada otoritas pendidikan untuk menentukan dirinya sendiri, serta memacu sekolah mengejar keunggulan dan profesionalisme dengan memperjuangkan prestasi, dalam kompetisinya dengan lebaga-lembaga dunia. Akan tetapi di lain pihak, lepas dari kebijakan pemerintah pusat, perkembangan itu memperlihatkan bahwa sekolah akan semakin di kuasai oleh kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja yang di dominasi oleh entrepreuner.
Sekarang ini merupakan zaman globalisasi, yang ditandai dengan terjadinya pasar bebas yang penuh dengan persaingan. Dunia pendidikanpun tidak lepas dari hal itu. Banyak pihak yang mencoba memenangkan pasar bebas dengan menekan pada anak didiknya dalam persaingan pasar dunia. Mereka berpacu memenuhi persyaratan global dengan tidak memperhatikan kebutuhan dan potensi lokal.
enkin asr
Materi Uji Kompetensi Guru
Materi yang diujikan mencakup empat aspek sebagaimana yang terdapat dalam standar kompetensi guru yaitu:
1.Kompetensi Pedagogik materinya adalah:
a)Rencana pembelajaran
b)Pelaksanaan pembelajaran
c)Evaluasi pembelajaran
d)Landasan kependidikan
e)Kebijakan pendidikan
f)Tingkat perkembangan peserta didik
g)Pendekatan pembelajaran
h)Penguasaan kurikulum
2.Kompetensi Kepribadian materi ujinya adalah:
a)Sikap terhadap profesi
b)Motivasi
c)Kepribadian
3.Kompetensi Sosial materi ujinya adalah:
a)Komunikasi
b)Pemanfaatan teknologi informasi
c)Kemampuan hidup bermasyarakat
d)Pengabdian pada masyarakat
e)Keterlibatan dalam berbagai lembaga kemasyarakatan
4.Kompetensi Profesional
a)Substansi keilmuan yang terkait dengan materi ajar yang ada dalam kurikulum
b)Pemahaman terhadap hubungan konsep antar mata pelajaran/materi ajar
c)Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
d)Pengetahuan tentang penelitian dan kajian untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan /materi yang diajarkan
Bagi Tenaga Kependidikan materi ujinya adalah:
1.Pemahaman tugas, peran dan fungsi satuan pendidikan
2.Konsep manajemen satuan pendidikan
3.Jenis input dan output satuan pendidikan
4.Standar Pelayanan Minimal (SPM)
5.Konsep manajemen mutu satuan pendidikan
6.Perencanaan sistem mutu satuan pendidikan
7.Penerapan sistem nanajemen mutu satuan pendidikan
8.Evaluasi sistem manajemen mutu satuan pendidikan
E.Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru
Uji kompetensi guru hendaknya dilakukan secara berkesinambungan, untuk mengetahui perkembangan profesionalisme guru. Dengan demikian, hasil uji kompetensi tersebut dapat digunakan setiap saat, baik untuk kenaikan jabatan, penempatan, maupun pemberian penghargaan bagi para guru.
Pelaksanaan uji kompetensi guru dapat dilakukan oleh sekolah atau daerah, bekerja sama dengan pusat pengujian atau lembaga-lembaga yang biasa melakukan pengujian dan pengetasan.
a.Rambu-Rambu Pelaksanaan Uji Kompetensi
Rambu-rambu pelaksanaan uji kompetensi meliputi :
1.Uji kompetensi dilaksanakan dengan prosedur, proses serta lingkungan yang dikenal oleh peserta uji.
2.Uji Kompetensi dilaksanakan apabila peserta memiliki keyakinan bahwa dirinya sudah kompeten.
3.Uji Kompetensi dilaksanakan dengan melibatkan dan memperhatikan kondisi serta potensi peserta melalui proses kerjasama.
4.Keputusan uji kompetensi mengacu kepada standar kinerja yang dipersyaratkan sesuai dengan standar kompetensi kerja yang diujikan.
5.Bukti-bukti yang dikumpulkan oleh peserta dalam proses uji kompetensi, sebagian didasarkan atas bukti-bukti yang dikumpulkan pada saat mereka bekerja.
6.Metode uji kompetensi yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan kompetensi yang diujikan dengan mempertimbangkan bukti-bukti yang ada serta kondisi peserta uji.
Benk 21-6-2012
Materi yang diujikan mencakup empat aspek sebagaimana yang terdapat dalam standar kompetensi guru yaitu:
1.Kompetensi Pedagogik materinya adalah:
a)Rencana pembelajaran
b)Pelaksanaan pembelajaran
c)Evaluasi pembelajaran
d)Landasan kependidikan
e)Kebijakan pendidikan
f)Tingkat perkembangan peserta didik
g)Pendekatan pembelajaran
h)Penguasaan kurikulum
2.Kompetensi Kepribadian materi ujinya adalah:
a)Sikap terhadap profesi
b)Motivasi
c)Kepribadian
3.Kompetensi Sosial materi ujinya adalah:
a)Komunikasi
b)Pemanfaatan teknologi informasi
c)Kemampuan hidup bermasyarakat
d)Pengabdian pada masyarakat
e)Keterlibatan dalam berbagai lembaga kemasyarakatan
4.Kompetensi Profesional
a)Substansi keilmuan yang terkait dengan materi ajar yang ada dalam kurikulum
b)Pemahaman terhadap hubungan konsep antar mata pelajaran/materi ajar
c)Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
d)Pengetahuan tentang penelitian dan kajian untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan /materi yang diajarkan
Bagi Tenaga Kependidikan materi ujinya adalah:
1.Pemahaman tugas, peran dan fungsi satuan pendidikan
2.Konsep manajemen satuan pendidikan
3.Jenis input dan output satuan pendidikan
4.Standar Pelayanan Minimal (SPM)
5.Konsep manajemen mutu satuan pendidikan
6.Perencanaan sistem mutu satuan pendidikan
7.Penerapan sistem nanajemen mutu satuan pendidikan
8.Evaluasi sistem manajemen mutu satuan pendidikan
E.Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru
Uji kompetensi guru hendaknya dilakukan secara berkesinambungan, untuk mengetahui perkembangan profesionalisme guru. Dengan demikian, hasil uji kompetensi tersebut dapat digunakan setiap saat, baik untuk kenaikan jabatan, penempatan, maupun pemberian penghargaan bagi para guru.
Pelaksanaan uji kompetensi guru dapat dilakukan oleh sekolah atau daerah, bekerja sama dengan pusat pengujian atau lembaga-lembaga yang biasa melakukan pengujian dan pengetasan.
a.Rambu-Rambu Pelaksanaan Uji Kompetensi
Rambu-rambu pelaksanaan uji kompetensi meliputi :
1.Uji kompetensi dilaksanakan dengan prosedur, proses serta lingkungan yang dikenal oleh peserta uji.
2.Uji Kompetensi dilaksanakan apabila peserta memiliki keyakinan bahwa dirinya sudah kompeten.
3.Uji Kompetensi dilaksanakan dengan melibatkan dan memperhatikan kondisi serta potensi peserta melalui proses kerjasama.
4.Keputusan uji kompetensi mengacu kepada standar kinerja yang dipersyaratkan sesuai dengan standar kompetensi kerja yang diujikan.
5.Bukti-bukti yang dikumpulkan oleh peserta dalam proses uji kompetensi, sebagian didasarkan atas bukti-bukti yang dikumpulkan pada saat mereka bekerja.
6.Metode uji kompetensi yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan kompetensi yang diujikan dengan mempertimbangkan bukti-bukti yang ada serta kondisi peserta uji.
Benk 21-6-2012
_Team Games Tournament
_ Pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran berdasarkan paham kontruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran dengan membentuk peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompok ini peserta didik yang dipilih memiliki tingkat kemampuan berbeda dari segi budaya, jenis kelamin, dan kemampuan akademiknya. Sebagai anggota kelompok, peserta didik bekerjasama untuk membantu dan memahami suatu bahan pelajaran serta tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Dalam pembelajaran kooperatif, peserta didik terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dan dapat memotivasi peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajarnya (Isjoni, 2009:16).
Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu: tahap presentasi kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (Team), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Team Games Tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok belajar yang beranggotakan enam orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk saling membantu antar peserta didik yang berkemampuan lebih dan peserta didik yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran.
Guru memberikan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri peserta didik bahwa belajar secara kooperatif itu menyenangkan. Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh peserta didik akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik peserta didik akan dibagi dalam meja turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari enam orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing. Peserta didik dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan.
Tiap meja terdapat kartu soal untuk dikerjakan oleh peserta didik secara individu. Soal antara meja satu dengan meja yang lain berbeda dan masing-masing soal dikerjakan dalam waktu 5 menit. Setelah waktu habis dilanjutkan dengan mengoreksi jawaban dengan cara menukar jawaban antar peserta didik pada meja yang sama. Skor tertinggi dalam satu meja pindah ke meja dengan peringkat yang lebih tinggi dan skor terendah dalam satu meja pindah ke meja dengan peringkat yang lebih rendah sedangkan yang lain tetap. Kegiatan ini dilakukan selama 3 putaran atau waktu habis.
Menurut Fachrurrozie & Anisykurlillah (2009: 8), Teams Games Tournament lebih mementingkan keberhasilan kelompok dibandingkan keberhasilan individu. Penghargaan yang didapatkan oleh kelompok sangat ditentukan oleh keberhasilan penguasaan materi setiap anggota kelompok. Kontribusi utama dalam model Teams Games Tournament adalah kontribusi dan keterlibatan tiap anggota kelompok, serta peningkatan prestasi intelektualnya dibandingkan apabila dilakukan secara individual.
Daftar Pustaka
Fachrurrozie & Anisykurlillah. 2009. Teams Games Tournament Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Matematika Ekonomi. Jurnal Dinamika Pendidikan Unnes, vol 2 no 2. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id [diakses 5-1-2012].
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Van Wyk, MM. 2011. The Effects of Teams-Games-Tournaments on Achievement, Retention, and Attitudes of Economics Education Students.
Posting by : Enkin @sr
Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu: tahap presentasi kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (Team), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Team Games Tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dalam kelompok belajar yang beranggotakan enam orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotivasi peserta didik untuk saling membantu antar peserta didik yang berkemampuan lebih dan peserta didik yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran.
Guru memberikan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri peserta didik bahwa belajar secara kooperatif itu menyenangkan. Untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh peserta didik akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik peserta didik akan dibagi dalam meja turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari enam orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing. Peserta didik dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan.
Tiap meja terdapat kartu soal untuk dikerjakan oleh peserta didik secara individu. Soal antara meja satu dengan meja yang lain berbeda dan masing-masing soal dikerjakan dalam waktu 5 menit. Setelah waktu habis dilanjutkan dengan mengoreksi jawaban dengan cara menukar jawaban antar peserta didik pada meja yang sama. Skor tertinggi dalam satu meja pindah ke meja dengan peringkat yang lebih tinggi dan skor terendah dalam satu meja pindah ke meja dengan peringkat yang lebih rendah sedangkan yang lain tetap. Kegiatan ini dilakukan selama 3 putaran atau waktu habis.
Menurut Fachrurrozie & Anisykurlillah (2009: 8), Teams Games Tournament lebih mementingkan keberhasilan kelompok dibandingkan keberhasilan individu. Penghargaan yang didapatkan oleh kelompok sangat ditentukan oleh keberhasilan penguasaan materi setiap anggota kelompok. Kontribusi utama dalam model Teams Games Tournament adalah kontribusi dan keterlibatan tiap anggota kelompok, serta peningkatan prestasi intelektualnya dibandingkan apabila dilakukan secara individual.
Daftar Pustaka
Fachrurrozie & Anisykurlillah. 2009. Teams Games Tournament Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Mahasiswa pada Mata Kuliah Matematika Ekonomi. Jurnal Dinamika Pendidikan Unnes, vol 2 no 2. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id [diakses 5-1-2012].
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Van Wyk, MM. 2011. The Effects of Teams-Games-Tournaments on Achievement, Retention, and Attitudes of Economics Education Students.
Posting by : Enkin @sr
Kontroversi dalam sejarah & dampaknya terhadap dunia pendidikan
Ketika
Orde Baru berakhir, gugatan terhadap sejarah bermunculan. Sejarah pun menjadi
polemik karena fakta dan interpretasi selama ini dinilai tidak tepat, tidak
lengkap, dan tidak jelas. Manipulasi sejarah dilakukan secara sistematis dan
meluas demi kepentingan politik dan kekuasaan.
Sejarah yang bersifat kontroversial dapat diartikan sebagai sejarah yang dalam penulisannya terdapat beberapa pendapat yang berbeda, yang pada akhirnya memunculkan beberapa versi. Dikatakan kontroversial karena antara pendapat satu dengan pedapat lainnya masing-masing memiliki landasan yang menurut penulisnya adalah kuat.
Sangat banyak hal-hal yang kontroversi dalam sejarah Indonesia, sepeti peristiwa G30S atau Gesto, Juga masalah Super semar, semuanya masih samar, hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena pelaku sejarah tersebut masih banyak yang hidup, namun demi kepentingan pribadi,atau golongan/kelompok dll kejujuran dalam mengungkap kebenaran sejarah terabaikan. Generasi muda akan kebingungan siapakah sebenarnya yang akan meng coup pemerintahan Sukarno , PKI kah atau Dewan Jenderal karena itu muncul istilah G30 S menunjukkan yang melakukan makar tersebut adalah PKI, sedang istilah Gestok menunjukkan yang melakukan Makar adalah Dewan jenderal . Dan sampai detik ini, apalagi setelah pemerintahan Gus Dur membebaskan para Tahanan politik PKI dengan memberi kebebasan sebagai warga negara, kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat, masalah bertambah kabur.
Kontroversi-kontroversi dalam sejarah harus sebisa mungkin dihindari karena akan berdampak pada kurikulum mata pelajaran sejarah, contohnya adanya pelarangan beredarnya buku-buku teks sejarah oleh Kejaksaan Agung. Pemeriksaan itu dilakukan terkait dengan beredarnya buku sejarah untuk SMP-SMA sederajat yang tidak mencantumkan kata PKI di belakang penyebutan G 30 S (Gerakan 30 September)..
posting by Enkin@sr
Sejarah yang bersifat kontroversial dapat diartikan sebagai sejarah yang dalam penulisannya terdapat beberapa pendapat yang berbeda, yang pada akhirnya memunculkan beberapa versi. Dikatakan kontroversial karena antara pendapat satu dengan pedapat lainnya masing-masing memiliki landasan yang menurut penulisnya adalah kuat.
Sangat banyak hal-hal yang kontroversi dalam sejarah Indonesia, sepeti peristiwa G30S atau Gesto, Juga masalah Super semar, semuanya masih samar, hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena pelaku sejarah tersebut masih banyak yang hidup, namun demi kepentingan pribadi,atau golongan/kelompok dll kejujuran dalam mengungkap kebenaran sejarah terabaikan. Generasi muda akan kebingungan siapakah sebenarnya yang akan meng coup pemerintahan Sukarno , PKI kah atau Dewan Jenderal karena itu muncul istilah G30 S menunjukkan yang melakukan makar tersebut adalah PKI, sedang istilah Gestok menunjukkan yang melakukan Makar adalah Dewan jenderal . Dan sampai detik ini, apalagi setelah pemerintahan Gus Dur membebaskan para Tahanan politik PKI dengan memberi kebebasan sebagai warga negara, kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat, masalah bertambah kabur.
Kontroversi-kontroversi dalam sejarah harus sebisa mungkin dihindari karena akan berdampak pada kurikulum mata pelajaran sejarah, contohnya adanya pelarangan beredarnya buku-buku teks sejarah oleh Kejaksaan Agung. Pemeriksaan itu dilakukan terkait dengan beredarnya buku sejarah untuk SMP-SMA sederajat yang tidak mencantumkan kata PKI di belakang penyebutan G 30 S (Gerakan 30 September)..
posting by Enkin@sr
MUSEUM
_
Museum, sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah tampaknya kurang diminati oleh kawula muda sebagai wahana travelling…
Padahal di museum, kita dapat memperoleh tempat berekreasi sambil mendapatkan informasi mengenai ilmu dan kejadian-kejadian yang terdapat dalam kehidupan manusia dan lingkungan.
Masyarakat masih memandang museum sebagai suatu tempat yang berkonsep statis, image yang konservatif atau kuno, lembaga yang berfungsi mengurusi benda-benda kuno kalangan elite untuk kebanggaan dan kekaguman semata.
Bangunan museum yang megah memang terkesan menyeramkan dan kadang agak kurang terurus. Namun seharusnya hal ini tidak menjadi suatu halangan bagi masyarakat untuk tidak mengunjungi museum. Karena dibalik kekakuannya, museum juga memperkenalkan proses perkembangan sosial budaya dari suatu lingkungan kepada masyarakat. Masyarakat juga bisa menggunakan museum sebagai sarana belajar, selain sebagai tempat rekreasi.
PR bagi pengelola museum, agar mampu membenahi museum agar bisa menjadikan museum sebagai tempat yang menarik bagi pengunjung.
Posting by Enkin @sr
Museum, sebagai tempat penyimpanan benda-benda bersejarah tampaknya kurang diminati oleh kawula muda sebagai wahana travelling…
Padahal di museum, kita dapat memperoleh tempat berekreasi sambil mendapatkan informasi mengenai ilmu dan kejadian-kejadian yang terdapat dalam kehidupan manusia dan lingkungan.
Masyarakat masih memandang museum sebagai suatu tempat yang berkonsep statis, image yang konservatif atau kuno, lembaga yang berfungsi mengurusi benda-benda kuno kalangan elite untuk kebanggaan dan kekaguman semata.
Bangunan museum yang megah memang terkesan menyeramkan dan kadang agak kurang terurus. Namun seharusnya hal ini tidak menjadi suatu halangan bagi masyarakat untuk tidak mengunjungi museum. Karena dibalik kekakuannya, museum juga memperkenalkan proses perkembangan sosial budaya dari suatu lingkungan kepada masyarakat. Masyarakat juga bisa menggunakan museum sebagai sarana belajar, selain sebagai tempat rekreasi.
PR bagi pengelola museum, agar mampu membenahi museum agar bisa menjadikan museum sebagai tempat yang menarik bagi pengunjung.
Posting by Enkin @sr